SEKILAS INFO
  • 1 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI NEGARA UNI EMIRAT ARAB, 1971-2024
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI UNTUK SAUDARAKU DI KEPULAUAN SELAYAR
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI PEMBEBASAN UNTUK SAUDARAKU DI ALBANIA
WAKTU :

Semua Anak Terlahir Cerdas dan Qurrota A’yun Orang Tua

Terbit 3 Juni 2021 | Oleh : admin | Kategori : Pengajaran
Semua Anak Terlahir Cerdas dan Qurrota A’yun Orang Tua

Semua anak dianugerahi kecerdasan oleh Allah. Selain itu, dalam pandangan Islam, seorang adalah Qurrota a’yun (penyejuk hati). Dalam posisi ini anak menjadi pancaran sinar bagi orang tuanya.

Qurrotu a’yun adalah menyejukkan pandangan mata karena mereka mudah untuk diarahkan kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sejak kecil selalu menurut apabila diajari membaca dan menghapal Qur’an. Si anak juga selalu ikut orang tuanya untuk jamaah di masjid.

Allah Ta’ala berfirman :

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Furqon : 74)

Itulah posisi anak sebagai Qurrata a’yun, yakni penyejuk hati kedua orang tua. Ini adalah kedudukan anak yang terbaik. Mereka adalah anak-anak yang apabila dibimbing untuk beribadah. Mereka juga segera melaksanakan perintah orang tua dengan akhlak yang baik. Karena berharap anaknya adalah Qurrata a’yun, maka orang tua harus bisa menjadi figur atau teladan untuk anak-anaknya. Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.

Di satu sisi, sejatinya, secara fitrah, sesungguhnya semua anak terlahir cerdas. Tapi peran dan cara orangtua serta lingkungan harus ikut memfasilitasi serta mengembangkan potensi kecerdasan yang telah Allah Ta’ala anugerahkan pada diri setiap anak.

Diharapkan juga kepada para orang tua, hendaklah jangan pernah mengatakan anaknya nakal. Sebab bisa jadi itu karena orang tua tidak bisa mendidiknya atau tidak ada teladan yang bisa ia contoh dari diri orang tuanya Jangan pernah mengatakan anaknya tidak cerdas. Karena hal itu mungkin orang tua lah yang belum menemukan dalam hal apakah anaknya cerdas.

Jadi semua anak yang dilahirkan itu unik, cerdas, punya kelebihan dan warna tersendiri. Tugas orang tua lah untuk meramu anak agar ia tampak lebih kreatif dan indah.

Ada banyak tanda-tanda yang bisa dijadikan acuan buat orang tua untuk mengetahui seberapa jauh keecerdasan anak kita. Namun, kebanyakan orang tua tidak memahaminya.

1. Anak banyak bertanya

Jika anak engkau tidak bosan mengajukan pertanyaan yang mendorongnya untuk berpikir, ini berarti dia memiliki pikiran ingin tahu yang menunjukkan keinginan secara fitrah untuk belajar, yang berfungsi untuk mengembangkan pemikirannya dalam berbagai hal kehidupan.

2. Anak keras kepala

Keras kepala seorang anak menunjukkan kemauannya yang kuat; Terutama karena dia akan mencoba bernegosiasi (bermusyawarah) denganmu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

3. Rasa humor dan kesenangan

Jangan mengecilkan selera humor anak engkau, karena ini mungkin merupakan tanda kecerdasan yang Allah lebihkan pada anakmu.

4. Imajinasi yang luas

Jika anak engkau memiliki kemampuan luar biasa untuk menceritakan dan mengarang cerita dari imajinasinya, itu mungkin merupakan tanda kejeniusannya.

5. Membongkar dan memasang barang

Kemampuan anak untuk memecahkan dan membongkar mainannya dan kemudian memasangnya kembali menunjukkan IQ tinggi dan menunjukkan keinginan kuatnya untuk berinovasi.

6. Anak fasih berbicara

Anak fasih berbicara dengan orang dewasa tentang topik yang berbeda, yang menunjukkan kedewasaan awal dan kesadarannya akan peristiwa terkini.

7. Keterampilan membaca sejak dini

Jika anak engkau mampu mengeja membaca pada usia empat tahun, maka itu adalah bukti kecerdasan yang luar biasa; Sebagian besar anak tidak mampu menguasai prestasi ini sebelum usia enam atau tujuh tahun, yang menunjukkan bahwa ia cepat belajar dan kecerdasannya tinggi.

8. Memiliki banyak bakat

Seperti menunjukkan kecerdikannya yang luar biasa dalam menangani tugas-tugas sulit atau kecintaannya menggambar dan kemahirannya dalam penggunaan macam-macam warna.

Kelak, ketika telah tumbuh dewasa dan menjadi orang beriman, anak yang bisa mengangkat derajat orang tuanya di sisi Allah Ta’ala.

Rasulullah bersabda mengenai seseorang yang derajatnya ditinggikan di surga, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. terheran-heran dan bertanya bisakah ia juga memperoleh derajat yang tinggi seperti itu di surga? Dan bagaimana caranya? Nabi pun menjawab: “Disebabkan permohonan ampun dari anakmu kepada Allah untukmu.”

Selain cerdas, kualitas anak ditentukan kesalehannya. Anak yang saleh dan salehah serta mampu bermanfaat bagi sekelilingnya adalah hal yang tak luput ditekankan Islam.

Rasulullah bersabda bahwa mukmin yang kuat (berkualitas) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.

حفظه الله عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ:
قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

‘Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah). (kalam.sindonews.com)

SebelumnyaPondok Pesantren Solusi Pendidikan Anak di Era Gadget SesudahnyaPengakuan Sarjana Barat: Yahudi Berjaya Saat Islam Berkuasa

Berita Lainnya

0 Komentar