SEKILAS INFO
  • 1 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI NEGARA UNI EMIRAT ARAB, 1971-2024
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI UNTUK SAUDARAKU DI KEPULAUAN SELAYAR
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI PEMBEBASAN UNTUK SAUDARAKU DI ALBANIA
WAKTU :

5 Penafsiran Populer Mengenai Maksud ‘Lebih Baik dari 1000 Bulan’

Terbit 7 Mei 2021 | Oleh : admin | Kategori : Ibadah
5 Penafsiran Populer Mengenai Maksud ‘Lebih Baik dari 1000 Bulan’

Lailatul Qadar menjadi malam yang dinanti semua umat Muslim. Tak terkecuali Nabi Muhammad sekalipun. Namun, tak ada seorangpun yang tahu kapan Lailatul Qadar muncul. Hal ini sudah menjadi rahasia Allah SWT agar manusia senantiasa tekun beribadah selama bulan suci Ramadhan.

Malam ini menjadi ‘buruan’ setiap Muslim sebab lailatul qadar adalah lebih baik dari seribu bulan seperti firman Allah dalam Al-Quran: “Malam kemuliaan (lailatul qadar) itu lebih dari seribu bulan.” (QS: Al-Qadar: 3)

Namun, terkait hal ini para ulama berbeda pendapat mengenai maksud “lebih baik dari seribu bulan” dalam ayat ini.

Ibnu Bathal misalnya, dalam Syarah Shahih al-Bukhari mengatakan “Maksud dari ‘lebih baik dari seribu bulan’ ialah mengerjakan amalan yang diridhai dan disukai Allah SWT di malam tersebut, seperti shalat, doa, dan sejenisnya adalah lebih utama dibandingkan beramal selama seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar di dalamnya.”

Al-Mawardi di dalam kitab tafsirnya An-Nukat wal ‘Uyun memaparkan lebih lengkap tafsiran ulama terkait maksud ayat di atas.

Terdapat lima penafsiran populer mengenai maksud “lebih baik dari seribu bulan”:

Pertama, Ar-Rabi’ berpendapat bahwa lailatul qadar lebih baik dari umur seribu bulan.

Kedua, menurut Mujahid, beramal di lailatul qadar lebih utama dari beramal seribu bulan di selain lailatul qadar.

Ketiga, Qatadah mengatakan, lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan yang tidak terdapat di dalamnya lailatul qadar.

Keempat, Ibnu Abi Najih dan Mujahid mengisahkan, seorang dari Bani Israil pernah mengerjakan shalat malam hingga shubuh. Pada waktu paginya, dia berperang sampai sore. Rutinitas ini dilakukannya selama seribu bulan. Kemudian Allah SWT mengabarkan bahwa beribadah pada lailatul qadar lebih baik dari amalan yang dilakukan laki-laki tersebut, meskipun selama seribu bulan.

Kelima, ada pula yang berpendapat, beribadah saat lailatul qadar lebih baik dari kekuasan Nabi Sulaiman selama lima ratus bulan dan kekuasaaan Dzul Qarnain selama lima ratus bulan.

Kendati ulama berbeda pendapat, namun pada hakikatnya semuanya sepakat bahwa lailatul qadar adalah malam mulia yang sangat baik digunakan untuk beribadah. Dalam sebuah tafsiran dikatakan, kata “seribu bulan” dalam ayat di atas sebenarnya mengisyaratkan sepanjang hari. Artinya, sampai kapanpun keutamaan lailatul qadar tidak tergantikan. Wallahualam.

SebelumnyaRahasia Kecemerlangan Para Sahabat Yang Banyak Dilupakan Kaum Muslimin SesudahnyaMeraih Kedudukan Ahli Puasa dengan Kebaikan Ahlak

Tausiyah Lainnya