SEKILAS INFO
  • 1 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI NEGARA UNI EMIRAT ARAB, 1971-2024
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI JADI UNTUK SAUDARAKU DI KEPULAUAN SELAYAR
  • 4 hari yang lalu / SELAMAT HARI PEMBEBASAN UNTUK SAUDARAKU DI ALBANIA
WAKTU :

5 Jalan Menuju Neraka yang Amat Banyak Diminati

Terbit 11 Juni 2021 | Oleh : admin | Kategori : Akhlaq
5 Jalan Menuju Neraka yang Amat Banyak Diminati

Kelak di Hari Kiamat, ada dialog amat menarik antara penghuni surga dengan penghuni neraka. Keduanya terlibat perbincangan amat nyata yang seharusnya menjadi perhatian kaum Muslimin dan umat manusia. Di antara dialog tersebut, para penghuni surga bertanya kepada penghuni neraka, “Amalan apa yang menjadikan sebab bagimu hingga dimasukkan ke dalam neraka?”

Dari sekian banyak dialog tersebut, ada satu fragmen yang amat jelas sebagaimana disebutkan dalam surat al-Mudatstsir [74] ayat 42-47. Dalam rangkaian ayat tersebut, penghuni neraka mengetahui sebab keterjerumusannya hingga menikmati siksa tak terperi.

Tidak Mendirikan Shalat

Para penghuni neraka menjawab pertanyaan penghuni surga dengan mengatakan, “Dahulu, kami tidak termasuk orang-orang yang mendirikan shalat.” (Qs. al-Mudatstsir [74]: 43)

Shalat merupakan bukti utama keimanan seorang hamba. Amalan ini merupakan yang pertama dihisab. Baik dan buruknya shalat amat berpengaruh terhadap baik dan buruknya amalan lain. Shalat juga menjadi pembatas antara iman dan kekafiran.

“Shalat,” tulis Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal al-Qur’an saat menafsirkan ayat ini, “merupakan implementasi akidah yang paling penting dan dijadikan sebagai simbol serta petunjuk iman.” Konsekuensinya, siapa yang meninggalkan shalat dihukumi kufur, dan tiada tempat bagi mereka kecuali di dalam neraka.

Uniknya, tidak semua orang yang mendirikan shalat akan dimasukkan ke dalam surga. Sebab shalat mereka tidak berbekas. Padahal, shalat memiliki dua dimensi, shalih individu dan shalih sosial.

Tidak Memberi Makan Orang Miskin

“Dan kami,” lanjut penghuni neraka dalam surat al-Mudatstsir [74] ayat 44“tidak memberi makan kepada orang miskin.”

Inilah dimensi sosial dari shalat. Orang-orang beriman yang mendirikan shalat dengan benar akan memiliki kepekaan sosial yang amat tinggi. Mereka menjadi yang terdepan dalam amal-amal pelayanan umat. Sebaliknya, siapa yang shalatnya belum tepat, kesibukannya hanya diri sendiri.

Enggan memberi makan kepada orang miskin, padahal mampu melakukannya, menurut Sayyid Quthb, disebabkan oleh sikap sombong di dalam hati mereka. Sikap sombong ini pula yang menjadi sebab hingga ia merendahkan orang-orang yang secara materi berada di bawah kemampuannya. Pada waktu yang bersamaan, mereka merasa lebih baik, lebih beruntung, dan layak mendapatkan kemuliaan dunia, padahal semuanya hanya dititipkan kepadanya.

Pembicaraan yang Batil

Sebab ketiga yang menjerumuskan mereka ke neraka adalah, “Dan adalah kami membicarakan yang batil bersama orang-orang yang membicarakannya.” (Qs.al-Mudatstsir [74]: 45)

Lisan yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala digunakan oleh mereka untuk mendustakan ayat-ayat-Nya, mengolok-olok orang beriman, dan melecehkan ajaran-ajaran-Nya. Mereka melakukan semua kejahatan itu dengan lisan yang seharusnya digunakan untuk iman dan taqwa kepada Allah Ta’ala.

“Mereka,” jelas Sayyid Quthb, “meremehkan urusan akidah dan hakikat iman, lalu menjadikannya sebagai bahan pelecehan dan permainan.” Padahal, urusan akidah dan iman adalah yang utama dan harus diutamakan di atas persolan selainnya.

Mendustakan Hari Pembalasan

“Dan adalah,” aku para penghuni neraka dalam surat al-Mudatstsir [74] ayat 46menyebutkan sebab keempat dijerumuskannya mereka ke neraka, “kami mendustakan Hari Pembalasan.”

Sayyid Quthb menjelaskan sebab keempat ini sebagai sebab utama dari tiga sebab sebelumnya. Mendustakan Hari Pembalasan menjadi sebab terjadinya berbagai jenis kerusakan. “Orang yang mendustakan Hari Pembalasan niscaya rusaklah semua timbangan, goncanglah tata nilai menurut ukurannya, dan sempitlah lapangan kehidupan dalam perasannya.”

Orang yang mengingkari Hari Pembalasan, hidupnya akan melampaui batas. Dalam pikiran pendeknya, dunia ini selama. Mereka memanfaatkan semua yang didapatkan untuk kesenangan sementara, sebab tak pernah berpikir akan adanya kehidupan setelah kematiannya di dunia ini. Karena tidak memiliki bekal dalam kehidupan akhirat itulah, mereka dijebloskan ke dalam neraka.

Tidak Bertaubat

Semakin lengkap ketika empat sebab terjerumusnya seseorang ke dalam neraka itu dilakukan hingga ajal menyapa. Mereka hidup dalam lalai dan tidak sempat bertaubat kepada Allah Ta’ala. Padahal Dia Maha Menerima Taubat. Dia Maha Pengampun atas dosa-dosa yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya.

“Hingga datang kepada kami kematian.” (Qs. al-Mudatstsir [74]: 47)

“Kematian yang memutuskan segala ragu dan memungkasi semua bimbang, memutuskan urusan dengan tidak bisa ditolak lagi dan tidak meninggalkan kesempatan untuk melakukan penyesalan, bertaubat, dan melakukan amal shalih.”

Terputuslah semuanya. Tiada yang bisa diulang. Sesal hanyalah sedih. Mustahil untuk kembali. Bahkan untuk diundur sedetik pun tak akan pernah biasa.

Ya Allah, hindarkanlah kami dari kelima sebab terjerumusnya seseorang ke dalam neraka di saat sebab-sebab ini amat banyak diminati, disesaki, dijejali, dan dilakukan oleh banyak orang di antara kami. Aamin.

Wallahu a’lam.

SebelumnyaPerbanyak Berdoa Saat Pintu Langit Terbuka SesudahnyaBila Pernah Lakukan Dua Hal Ini, Anda Termasuk Pendusta Agama

Tausiyah Lainnya