Inilah Generasi Para Ulama Mazhab Syafi’i atau Syafi’iyah
Nama lengkap Imam Syafi’i adalah Muhammad bin Idris bin ‘Abbas bin ‘Usman bin Syafi’i bin Saaib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Haasyim bin ‘Abdul Mutthalib bin ‘Abdul Manaf. Beliau adalah pendiri Mazhab Syafi’i yang sangat banyak pengikutnya, terutama di Indonesia.
Imam Syafi’i merupakan satu-satunya Imam Mazhab dari keturunan Quraisy. Nasabnya tersambung kepada Rasulullah ﷺ melalui ‘Abdul Manaf. Sebelum lahir, ia telah mendapatkan bisyaroh dari Nabi Muhammad ﷺ:
عَالِمُ قُرَيْشٍ يَمْلَأُ طَبَاقَ اْلاَرْضِ عِلْمًا
“Ada seorang yang alim dari Bangsa Quraisy yang ilmunya memenuhi lapisan bumi.”
Imam Syafi’i lahir di Gaza pada tahun 150 H (pada malam wafatnya Imam Abu Hanifah), ketika umur dua tahun beliau dan ibunya berhijrah ke Makkah dan ketika umur sembilan tahun beliau sudah hafal al-Quran dan kitab hadis al-Muwatha’. Kemudian pada saat berumur 12 tahun, ia belajar kepada Muslim bin Khalid, seorang mufti di Makkah.
Menariknya, Imam Syafi’i sudah mendapatkan izin dari gurunya untuk memberikan fatwa terkait hukum, ketika ia masih berumur 15 tahun. Banyak sekali pembahasan yang menarik seputar Imam Syafi’i, salah satunya adalah peran dan loyalitas para muridnya terhadap perkembangan Mazhab Syafi’iyah, sebab merekalah kita mengenal serta mudah mempelajari fiqih Mazhab Syafi’iyah sampai sekarang.
Dan tentunya para pengajar dan pegiat Mazhab Syafi’iyah, sanad-sanad keilmuannya tersambung kepada mereka hingga sampai kepada Nabi ﷺ. Imam Syafi’i hidup pada pertengahan abad ke satu (151 hijriyah) hingga awal abad ke dua (204 H).
Dalam masa tersebut terlahir mazhab qodim dan jadid. Adapun di antara ulama yang meriwayatkan mazhab qodim adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Tsur, al-Za’faroni, al-Karobisi.
Kemudian ulama yang mempelejari dan bertalaqqi kepada Imam Syafi’i dan merekalah yang mengembangkan mazhab jadid, perkembangan ini dimulai pada abad ke 2. Adapun murid-murid Imam Syafi’i tersebut adalah, Imam Muzani, Imam Buwaiti, Imam al-Robi’ al-Murodi, Harmalah, al-Robi’ al-Jizi, dan Yunus bin Abdi al-A’la.
Mereka semua wafat pada abad ke-3 Hijriyah. Artinya, mereka lah para riwayat al-mazdhab yang memiliki peran dalam pengembangan pada abad ke -2 dan ke-3. Kemudian setelah itu, pada abad ke 4 banyak ulama yang muncul dalam menyebarkan dan mengembangkan fikih Syafi’i.
Namun yang paling menonjol adalah Imam Ibnu Suraij, Imam Qoffal Kabir As-Syasyi, Abu Hamid Isfaroini, Imam Istikhori, Imam Marwazi, Ibn Abi Khuroiroh dan Ibn al-Qosh. Selanjutnya pada abad yang ke-5 fikih Syafi’i terus berkembang dan semakin banyak pegiatnya.
Pada masa ini muncul lah para ulama mazhab, di antaranya, Imam al-Mawardi, Imam Abu Ishaq al-Syirazi, Abu Muhammad al-Juwaini dan putranya Imam al-Haromain, al-Baihaqi, al-Bandaniji, al-Mahamili, Imam Qoffal Shagir al-Mawarzi, Qodi Husain, al-Furoni, al-Mas’udi, Imam Ibnu Sibagh, Imam Mutawalli dan lain sebagainya.
Selanjutnya pada abad ke 6 muncul lah nama seperti, Hujjatu al-Islam Imam Gazali al-Thusi, Imam al-Syasyi, Imam al-Baghawi, dan Imam al-Imroni. Kemudian pada Abad ke 7 masyhur lah dua Imam besar (Syaikhan al-Madzhab) Imam Nawawi dan Imam Rofi’i, selain mereka masih banyak ulama-ulama yang berperan pada abad ini, antara lain Ibnu Sholah, Imam al-Quzwaini, Imam Izzuddin bin Abdis Salam, Ibnu Farkah, Imam Ibnu Daqiq al-Aid.
Selanjutnya, muncul pula nama-nama imam yang tidak asing bagi pengkaji dan pegiat kitab salaf seperti Imam Ibnu Rif’ah, Taqiyuudin al-Subki, Imam al-Qomuli, Imam Isnawi, Imam al-Adzra’i, Imam al-Bulqini, Ibnu al-Mulaqin, Imam al-Zarkasyi, Ibn al-Naqib, al-Syarof al-Barizi, dan al-Muhib al-Thabri.
Pada abad ke 9 muncul-lah para ulama dan imam, seperti, Waliu al-Iraqi, al-Taqi al-Hisni, Ibn Ruslan, Ibn Qodhi Syuhbah, Ibnu Muzajjad, al-Damiri, al-Jalal al-Mahalli, Ibnu Muqri’, Imam al-Faqhisi, dan Abdullah bin Abdurrahman Bafadhal.
Kemudian para ulama Mazhab Syafi’iyah pada abad ke 10, adalah Imam Syuthi, Syeikh al-Islam Zakariya al-Ansori, Imam Khotib al-Syarbini, Imam Syihab al-Ramli, Samsi al-Ramli bin Imam Syihab al-Ramli, Ibnu Hajar al-Haitamy, Abdullah bin Umar Bamakhromah, Ibn Qosim al-‘Abbadi, Baqusyair, Ibn Ziyad.
Selanjutnya pada abad ke 11, para ulama yang mengembangkan mazhab Imam Syafi’i adalah, Imam Burhan al-Birmawi, Imam Ali al-Syibromilisi, Imam al-Rosyidi. Lalu pada abad ke 12, muncullah Imam Muhammad al-Kurdi (faqih al-Hijaz) dan Sulaiman Jamal.
Pada abad ke13 muncul para ulama sekaligus mu’allif kitab fikih antara lain, Imam al-Bajuri pengarang kitab Hasyiah al-Bajuri, Imam al-Syarqowi pengarang kitab Hasyiah al-Syarqowi, Imam al-Bujairomi pengarang kitab Hasyiah al-Bujairomi, Abdullah bin Husain Balfaqih pengarang kitab Kifayat al-Raghib Syarah Hidayat al-Tholib, Abdullah bin Ahmad Basudan pengarang kitab Zaitunah al-Liqoh Syarah Dho’u al-Mishbah, Sa’id bin Muhammad Ba’asyin pengarang kitab Busyro al-Karim Syarah Muqoddima al-Hadromiyah, Abdurrahman bin Sulaiman al-Ahdal, pengarang kitab Faro’id al-Fawa’id.
Selanjutnya pada abad keempat belas hingga pertengahan abad ke14. Muncullah nama-nama ulama yang mencurahkan hidupnya untuk mengembangkan Madzhab Syafi’i. Mereka adalah: Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Bakri Syatta, Sayyid Alwi Ahmad Assegaf, Abdullah bin Umar As-Syatiri, Abu Bakar bin Ahmad Khotib dan banyak lagi hingga pada masa sekarang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu baik yang masih hidup ataupun yang sudah wafat.
Demikian ringkasan ulama-ulama Madzhab syafi’i dari masa ke masa. Semoga generasi kita melahirkan ulama sekaliber mereka. Semoga Allah meninggikan derajat mereka di Surga, memperbesar ganjaran pahala untuk mereka, melipat gandakan kebaikan mereka, dan melindungi umat Nabi Muhammad ﷺ dengan berkat kemuliaan mereka, memberikan manfaat dan melimpahkan keberkahan, rahasia-rahasia (sir min asrorillah), cahaya-cahaya dan ilmu mereka kepada kita semua dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Amin ya robbal’alamin. Amin (hidayatullah)
Komentar Terbaru